Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PENGGUNAAN MODUL DALAM PENGAJARAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Modul
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul itu merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya. Modul itu disajikan dalam bentuk yang bersifat self-instructional. Masing-masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri.
Definisi Modul menurut sistem pengajaran di Indonesia ialah suatu pengajaran dengan menggunakan serangkaian unit-unit belajar. Modul-modul itu tidak sama panjangnya. Waktu atau periode yang diperlukan siswa untuk menyempurnakan sebuah modul dalam beberapa hal diperhitungkan secara mingguan dan bulanan pelajaran. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah modul atau unit studi tergantung pada (a.) kemajemukan dan jumlah tujuan pelajaran di dalam modul itu,(b) tipe dan jumlah kegiatan belajar, dan (c) kemampuan murid.




B. Tujuan Pembelajaran Modul
Para ahli pendidikan tampaknya yakin benar akan keefektifan modul sebagai salah satu bentuk pengajaran mandiri yang membimbing siswa dalam mempelajari materi pembelajaran tanpa campur tangan guru (dosen). Adapun tujuan pengajaran modul yaitu:
a. Modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatannya masing-masing.
b. Modul memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing.
c. Dalam pengajaran modul terdapat alternatif dari sejumlah topik bidang studi yang atau disiplin ilmu lainnya.
d. Pengajaran modul memberikan kesempatan pada siswa untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya.
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan sistem pengajaran modul adalah untuk mengorganisasi kegiatan belajar murid agar mereka dapat : (1) menguasai tujuan pokok pelajaran, dan (2) memajukan pelajaran secara berkesinambungan pada suatu kadar sesuai dengan kemampuan murid secara individual.

C. Ciri-ciri Pengajaran Modul
Ciri-ciri lengkap pengajaran modul adalah sebagai berikut:
a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self instructional.
b. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual.
c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit yang berguna bagi penyusun modul, guru dan para siswa.
d. Adanya asosiasi, struktur dan urutan pengetahuan.
e. Penggunaan berbagai macam media (multimedia).
f. Partisipasi aktif dari para siswa.
g. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa.
h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya.
D. Prinsip-prinsip Pengajaran Modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik yang khas dan agak jauh berbeda dengan pengajaran individual lainnya yakni:
1) Prinsip fleksibilitas, yakni dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan belajar mereka, gaya belajar dan bahan pelajaran.
2) Prinsip balikan (featback), yakni memberikan balikan segera sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahannya dengan segera. Di samping siswa juga dapat mengetahui dengan segera terhadap hasil belajarnya.
3) Prinsip penguasaan tuntas (mastery learning),yakni siswa belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingkan dengan prestasi siswa lainnya, dengan pengertian pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal dalam penilaiannya.
4) Prinsip remedial, yakni siswa diberi kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan mereka itu sendiri berdasarkan evaluasi secara kontiniu.
5) Prinsip motivasi dan kerjasama, yakni pengajaran modul dapat membimbing siswa secara teratur dengan langkah-langkah tertentu dan dapat pula menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dengan giat.
6) Prinsip pengayaan, yakni siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya akan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan.




E. Pengembangan Modul
Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan suatu modul terdiri atas 4 komponen utama yakni:
a) Petunjuk guru
Dalam pengajaran modul guru harus benar-benar mengetahui dan menguasai bahan yang akan disajikan dan prinsip-prinsip penyampaiannya. Dalam hal ini ada dua hal pokok yang harus dikembangkan, yang pertama, uraian umum tentang keadaan atau kedudukan modul tertentu dalam rangka program pendidikan yang lebih besar. Kedua, uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul tersebut digunakan, berapa waktu lamanya, apa tujuan instruksional, pokok-pokok materi yang akan dipelajari siswa, prosedur belajar mengajar.
b) Program kegiatan siswa
Petunjuk untuk siswa yang berupa penjelasan topik yang diberikan, pengarahan tentang langkah-langkah yang dilakukan dan waktu yang disediakan. Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-pokok materi yang harus dipelajari, alat-alat peraga yang akan digunakan dan petunjuk tentang kegiatan belajar baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas maupun cara-cara mengisi lembaran-lembaran lainnya.
c) Lembaran kerja
Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang memungkinkan para siswa belajar sendiri, baik dalam bentuk pedoman observasi maupun tempat tugas-tugas.
d) Alat evaluasi
Alat evaluasi dalam modul dapat berupa blangko observasi atau tes (soal-soal yang dikerjakan atau dijawab). Tes dapat dilakukan pada pretes maupun pada pascates. Dengan demikian dapat dilihat dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah mempelajari modul tertentu.
Langkah-langkah dalam pemnyusunan modul adalah sebagai berikut :
1. Perumusan tujuan-tujuan
2. Penyusunan Criterion items
3. Analisa sifat-sifat siswa dan spesifikasi entry behavior
4. Urutan pengajaran dan pemilihan media
5. Tryout oleh siswa
6. Evaluasi modul

F. Penerapan Sistem Modul
Pembelajaran dengan modul, kali pertama di ujicobakan di Indonesia melalui Sekolah Pembangunan. Sekolah Pembangunan ini, dikembangkan melalui PPSP mulai tahun 1969. Pada saat ini, pembelajaran dengan modul , digunakan untuk UPBJJ-UT. Pembelajaran dengan modul merupakan bentuk pembelajaran individual.
Di dalam menerapkan sistem modul, pendidik hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
a. Menyediakan bahan-bahan bacaan alternatif pada berbagai tingkat kesukaran, misalnya, dalam memahami makna-makna dalam Al-Qur’an, pendidik
b. Menyediakan bermacam-macam topik untuk dipelajari oleh peserta didik, misalnya, thaharah, shalat, puasa, zakat, haji, dalam bidang studi fiqh
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih topik-topik yang akan dipelajarinya
d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun tujuan pembelajaran
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan menggunakan atau sesuai dengan kebiasaan belajarnya
f. Mendorong peserta didik untuk mencari dan menemukan sumber-sumber informasi
g. Menyediakan bermacam-macam cara belajar
h. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan kemampuannya
i. Menyediakan bantuan tutorial
j. Merencanakan dan melaksanakan pretes diagnostik untuk menentukan apa yang telah diketahui oleh peserta didik
k. Jika peserta didik ternyata telah menguasai suatu topik dalam pembelajaran, bebaskan ia dari pelajaran tersebut dan berikan alternatif topik untuk dipelajarinya
l. Mendorong peserta didik untuk memilih dan mengikuti topik-topik yang berhubungan dengan pelajarannya
m. Menyediakan suplemen-suplemen dan proyek-proyek baru untuk diikuti oleh peserta didik
n. Mendorong peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk berlatih dan dengan menggunakan metode-metode lainnya sehingga mereka dapat menemukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuannya
o. Menyediakan bermacam-macam bahan-bahan visual, dengar dan taktil sebagai alat bantu belajar
p. Menyediakan pengajaran remedial
q. Menyediakan tes akhir (post-test) untuk mengukur keberhasilan peserta didik
Penerapan pembelajaran dengan sistem modul bertujuan untuk membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatan dan caranya masing-masing. Modul juga menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran, seperti membaca buku pelajaran, buku perpustakaan, majalah, karangan, gambar, foto, diagram, film, slide, mendengarkan audio-tape, mempelajari alat-alat demonstrasi, turut serta dalam proyek atau percobaan serta mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Selain itu modul dapat memberikan pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu pelajaran, serta memberi kesempatan kepada pesert didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya serta memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Keuntungan yang bisa diperoleh melalui pembelajaran dengan sistem modul antara lain (i) dapat memberikan balikan sesegera mungkin dan berkali-kali, (ii) mengutamakan prinsip belajar tuntas, (iii) memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, (iv) dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam belajar, (v) fleksibel, (vi) mengurangi rasa persaingan dan meningkatkan kerja sama, (vii) menyediakan program pengajaran remedial, (viii) dapat memberikan rasa puas pada peserta didik, (ix) menyediakan bantuan individual, (x) pengayaan dan (xi) mencegah kemubaziran dalam kegiatan belajar.

G. Peranan Guru dan Fasilitas kelas dalam Pembelajaran dengan Modul
Modul pada dasarnya adalah self instruction. Oleh karena itu, belajar melalui modul lebih menekankan peranan aktif siswa untuk membelajarkan diri sendiri. Meskipun demikian, pembelajaran dengan modul tidak berarti membebaskan peranan guru dalam pembelajaran di kelas. Peranan guru tetap ada tetapi mengalami perubahan. Beberapa peranan guru dalam pembelajaran melalui modul adalah sebagai berikut: (1) guru mengkaji terlebih dahulu buku petunjuk guru yang berisi uraian tentang tujuan dan strategi belajar, media dan alat evaluasi, agar dapat menyiapkan lingkungan belajar yang diperlukan anak dalam beljarnya, (2) menjelaskan proses belajar yang harus diikuti anak sebelum menyampaikan modulnya itu sendiri, (3) memberikan bimbingan kepada anak dalam belajarnya, serta mampu menemukan kesalahan proses belajar yang dilakukan anak, sehingga segera dapat meluruskannya, memberikan informasi seperlunya , (4) memberikan penilaian atas pekerjaan anak atas tugas-tugasnya bersama anak itu sendiri, (5) menyiapkan keperluan anak untuk melanjutkan modul berikutnys. Pendek kata dalam pembelajaran dengan modul, peranan guru adalah manajer yang bertugas untuk menyiapkan dan mengondisi kemudahan belajarnya anak, sebagai observer yang bertugas untuk mendiagnosis kesulitan belajar anak
Dan selanjutnya membantunya, serta evaluator yang bertugas untuk menilai tingkat penguasaan anak terhadap ketercapaian TIK.
Fasilitas kelas untuk pembelajaran dengan modul sebagai berikut. Susunan ruang kelas perlu di atur untuk memudahkan anak belajar, dalam arti perlu pengaturan sehingga ada area membaca, area menulis, area ava, dan lain-lain relevan dengan bentuk-bentuk belajar yang terdapat di modul.
Modul secara fisik berupa buku-buku cetakan yang meliputi , buku cetakan tentang petunjuk guru, buku kegiatan siswa, lembar kerja siswa, lembar jawaban kerja siswa, lembar penilaian dan lembara jawaban penilaian. Mengingat hal itu, maka setiap kelas perlu disediakan almari untuk penyimpanan nya. Di samping itu, tersedia pula alat-alat belajar yang diperlukan anak untuk melakukan kegiatan siswa. Semuanya membutuhkan tempat penyimpanan khusus, sehingga memudahkan anak ketika memerlukan maupun menyimpannya kembali.

H. Masalah-masalah Dalam Pembelajaran Modul
Modul mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibanding pengajaran biasa, namun dalam pengajaran modul pun terdapat masalah-masalah yang dapat menjadi penghambat bagi siswa, pengajar dan administrator.
1) Kesulitan bagi siswa
b. Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang tinggi
c. Kebiasan siswa belajar secara tatap muka di kelas melalui guru yang cenderung membuat mereka menjadi pasif.

2) Kesulitan bagi guru
a. Guru mendapat kesulitan dalam memyiapkan modul, sebab tidak semua guru dapat membuat modul yang memenuhi persyaratan.
b. Guru akan dihadapkan pada hal-hal biasa yang terjadi dalam pengajaran konvensional
c. Guru sulit mengontrol aktifitas-aktifitas siswa dengan seketika dan tidak dapat mengendalikannya sebagaimana dalam sistem klasikal.
3) Kesulitan bagi adsministrator
a. Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas dan besarnya pembiayaan.
b. Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal yang berkenaan dengan uji coba modul.
c. Sulit bagi personalia untuk menyusun jadwal pengajaran yang fleksibel.

DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2002.
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat. 2002.
Vembriarto, St. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita. 1975.
www.google.com
www.wikipedia.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar